Selasa, 28 Januari 2014

Sejarah Desa Rawa, Kec. Cingambul Kab. Majalengka

SEJARAH DESA RAWA

RIWAYAT SINGKAT BERDIRINYA DESA RAWA



Sejarah berdirinya Desa Rawa berawal pada abad ke – 17 Masehi. Pada mulanya merupakan sebuah daerah kecil yang dilingkari rawa-rawa yang membentang dari sebelah Barat ke Selatan sampai ke sebelah Timur Desa Rawa.

Wilayah tersebut merupakan daerah kekuasaan kerajaan kecil yaitu kerajaan Talaga Manggung bawaan kerajaan Galuh. Pada waktu itu kerajaan Galuh merupakan bawahan kerajaan Padjajaran yang menganut  agama Hindu.

Berdasarkan keturunan nenek moyang orang Desa Rawa, penduduk Desa Rawa berasal dari Kerajaan Talaga manggung. Pada mulanya Kerajaan Talaga manggung menginvasi atau mengembangkan wilayahnya ke daerah-daerah seperti Desa Sindangpanji yang ada di Kecamatan Cikijing, Desa Cimanggu dan Desa Nagarakembang yang berada di Kecamatan Cingambul, lalu masuk ke daerah yang berrawa yang sekarang dikenal sebagai Desa Rawa.

Desa Rawa berbatasan langsung dengan Kecamatan Talaga di sebelah barat-utara, Desa Sukasari disebelah timur-utara, Desa Maniis di sebelah barat-selatan, Desa Nagarakembang di sebelah selatan, Desa Cidadap di sebelah barat.

Pada Tahun 1497 M, Syekh Syarif Hidayatullah memproklamirkan berdirinya kerajaan Islam di Jawa Barat tepatnya Kesultanan Cirebon yang  terpisah dari kerajaan Padjajaran.

Sejak itulah Syarif Hidayatullah sangat sibuk menyebarkan agama Islam di Jawa Barat karena sangat sibuknya beliau, maka sebuah kerajaan kecil yang ada di wilayah Talaga menjadi terlupakan dan belum di sentuh oleh beliau sehingga kerajaan Talaga Manggung pada waktu itu masih beragama Hindu.

Pada tahun 1568, Syekh Syarif Hidayatullah wafat dan di makamkan di Astana Gunung Jati Cirebon. Sekitar tahun 1632 Sedang Kamuning yang bergelar (Dipati Carbon I) melanjutkan penyebaraan Islam sampai dengan sekitar tahun 1693, lalu di gantikan oleh Emas Zainul Arifin yang bergelar (Ratu Pakungwati I) memerintah sampai dengan sekitar tahun 1743.

Pada sekitar tahun 1744 Sedang Gayam yang bergelar (Dipati Carbon II) berkuasa, lalu beliau memerintahkan pada abdinya untuk menyebarkan Islam ke sebuah kerajaan kecil yang ada di wilayah Talaga tepatnya didaerah Sangiang, pada waktu itu rajanya masih beragama Hindu.

Pasukan utusan Dipati Carbon II tersebut berangkat ke Talaga untuk  mengislamkan wilayah Talaga dan sekitarnya. Singkat cerita utusan Dipati Carbon II ini tidak berhasil mengislamkan Raja dan Prajurit Kerajaan Talaga karena konon katanya Raja Talaga Manggung menghilang dalam bahasa sundanya (Leungit/Ngahiang) dan kerajaan tersebut amblas ke dalam tanah lalu menjadi sebuah Telaga dalam bahasa Sunda disebut (Situ) yang sekarang terkenal dengan sebutan (Situ Sangiang). Sementara para prajuritnya tenggelam dalam situ tersebut dan berubah menjadi ikan lele putih.

Pada mulanya pemukiman penduduk dimulai di sebelah barat. Sekarang menjadi Blok Rawa Kulon.

Demikian riwayat singkat berdirinya Desa Rawa yang berdirinya sekitar tahun 1744.





1.   Keadaan Sosial    
Jumlah penduduk Desa Rawa sampai dengan akhir tahun 2010 sebesar -/+8.000 jiwa dengan kepadatan rata-rata 0.060 jiwa/Kilometer persegi. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Majalengka sebesar 0,84 persen. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan.



2.   Keadaan Budaya

Budaya yang ada di Desa Rawa dilihat dari segi agama sebagian besar penduduknya masih aktif dalam kegiatan-kegiatan rutin keagamaan seperti mengadakan pengajian di setiap langgar/masjid setiap hari. Kegiatan rutin ini diadakan secara bergilir dalam setiap satu minggunya dari satu langgar ke langgar lainnya. Itu merupakan salah satu budaya yang ada di desa rawa, selain itu di desa rawa ada juga yang dinamakan dimana ibu yang hamil pada usia 4/7 bulanan suka diadakan acara atau yang disebut babarit. Dan alhamdulilah budaya orang terdahulu masih suka rutin dilaksanakan.



3.   Keadaan Ekonomi

Kesejahteraan masyarakat Desa Rawa ditinjau dari segi ekonomi sudah cukup memadai. Hal ini dilihat dari segi industri yang berkembang pesat. Industri ini bergerak di bidang pangan yaitu industri keripik (singkong, pisang, talas, ubi jalar), kacang koro, kue, dan lain-lain. Sedangkan ditinjau dari segi pertaniannya sebagaian besar masyarakat Desa Rawa menanam gabah di musim penghujan dan palawija di musim kemarau. Palawija yang ditanam sesuai dengan bahan baku industri pabrik seperti singkong dan ubi jalar. Selain itu, penanaman sayur juga banyak dilakukan oleh masyarakat Desa Rawa. Sayuran yang ditanam yaitu cabe rawit, kol, kentang, tomat, dan lain-lain. Gak seedikit juga masyarakat desa rawa yang berdagang ada yang berdagang di rumah, dan ada juga yang merantau ke luar kota, alhamdulilah masyarakat desa Rawa sampai sekarang jarang penduduk yang pengangguran atau tidak bekerja, mereka setidaknya bekerja, dikaranakan di desa  Rawa banyak sekali pabrik-pabrik yang bisa dimanfaatkan warga penduduknya dengan bekerja. Tidak jarang warga penduduk luar desa rawapun ada yang bekerja di desa Rawa itu diskarenakan adanya lowongwn/terbukanya lapangan pekerjaan.